Ada lagi fenomena negatif jelang puasa dan lebaran. Selain ancaman beredarnya uang palsu yang semakin meningkat, ternyata jumlah anak jalanan, gelandangan, dan pengemis (gepeng) juga melonjak. Di Bandung misalnya, pada titik-titik ramai seperti Alun-Alun Bandung, Pasar Baru di Jln. Otista dan sebagainya, jumlah anjal dan gepeng makin nyata. Bankan terus meningkat dan menyebar ke permukiman warga.
Menurut Kasi Tuna Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung Tjutju Surjana, peningkatan jumlah anjal dan gepeng yang terdata baru sekitar lima hingga sepuluh persen. Namun diperkirakan, jumlah nyata di lapangan jauh lebih besar.
"Sekarang peningkatannya memang belum terjadi secara signifikan, baru sekitar lima hingga sepuluh persen, tapi biasanya jumlahnya akan semakin meningkat, dan mencapai puncaknya pada malam Lebaran," kata Tjutju, seperti dikutip dari laman pikiran-rakyat, pada Jumat (20/7).
Menurut prediksi Tjutju, pada H-1 Lebaran nantinya, jumlah anjal dan gepeng di Kota Bandung akan mencapai angka lima puluh persen. Mayoritas merupakan pendatang dari Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Garut, dan Kab. Tasikmalaya.
Sampai saat ini belum ada tindakan represif yang dilakukan untuk penanganan anjal dan gepeng. "Kami baru melakukan pendataan dan pendekatan kepada anjal dan gepeng, nanti jika mereka tidak mengindahkan himbauan kami, baru akan dilakukan razia," kata Tjutju yang berharap masyarakat tidak memberikan uang kepada anjal dan gepeng agar populasi mereka tidak makin subur.
Sangat disayangkan bahwa banyak anjal dan gepeng yang memanfaatkan kebaikan orang lain untuk mendapat uang dengan cara yang mudah. Sebagai masyarakat, kita pun harus membantu pemerintah daerah menekan populasi anjal dan gepeng ini dengan berhikmat sebelum memberikan bantuan terhadap anjal dan gepeng.
Baca juga :
Mengenali Pacar yang Kekanak-Kanakan dan Solusinya
Billy Thompson, Sang Juara NBA yang Menginjil
Sumber : pikiran-rakyat/vina cahyonoputri